Angka, Agama, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan

03-04-2022 --> 13 --> 3 --> 4 -- > (-) 2 --> 1/3.

3 = magrib; 4 = zuhur, ashar, isya; 2 = subuh ; 1/3 = solat malam.

Filosofi dan misteri angka. Setau saya, ada ilmu khusus yang mempelajari tentang angka. Bukan hanya dari aspek budaya dan agama. Tapi juga ilmu pengetahuan. Sering sekali Saya berdiskusi tentang angka. Bahkan saking seringnya, saya sampe pusing sendiri. Tapi disitulah menariknya. walaupun banyak jawaban atas pertanyaan saya dari orang orang yang mengerti, tapi sejujurnya belum masuk ke logika dan nalar saya. Dan tentunya belum memuaskan hasrat keingintahuan saya. Karena biasanya jawaban atas pertanyaan saya tersebut masih masuk dalam kategori persepsi dan perspektif. Bahkan tak jarang berupa asumsi. Tapi justru karena itulah saya semakin percaya, bahwa ilmu manusia sangat dangkal. Banyak misteri kehidupan yang tidak kita ketahui. Namun kita punya akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Dan keempat hal tersebut ternyata punya porsinya masing masing. Akal, pikiran, dan perasaan bisa didiskusikan. Namun keyakinan itu ranahnya privat. tidak boleh dicederai dan diusik.

Kembali kepada filosofi dan misteri angka. Dari sudut budaya, contohnya adalah jawa (karena saya orang jawa-sunda-madura), angka ini sering digunakan untuk penentuan suatu kegiatan. Contohnya adalah pernikahan. Saya hanya berani menyebutkan pernikahan karena saya pernah ada di situasi itu dimana banyak keluarga saya menentukan tanggal pernikahan berdasarkan pedekatan budaya. Sebenarnya banyak hal hal lain selain pernikahan. Tapi saya tidak berani membahasnya karena saya belum punya pengetahuan dan pengalaman tentang hal itu. Saya yakin juga di budaya non jawa, angka ini juga menjadi penting dalam memutuskan suatu kegiatan. Sebenarnya ada 1 hal yang menarik tentang angka di lingkungan perkantoran atau pusat perbelanjaan. Lagi lagi saya tidak berani membahas detil, tapi hanya sebatas pengetahuan dan pengalaman saya yang terbatas. Coba lihat di eskalator. Sebagian besar gedung tidak mencantumkan angka 4 dan 13. Kenapa? menurut saya itulah filosofi dan misteri angka dari sudut pandang budaya.

Sekarang kita beranjak ke sudut pandang agama. Mohon koreksi jika saya salah. Saya harus akui bahwa saya tidak menguasai ilmunya, tapi saya coba menelaahnya. Mungkin lebih tepatnya bertanya. Karena saya muslim, saya coba bertanya dari sudut pandang muslim. Walaupun saya juga mempelajari filosofi dan misteri angka dari agama lain. Tapi lagi lagi bukan kapasitas saya. Pertanyaannya begini: Kenapa bila zikir sederhana (subhanallah, walhamdulillah, wallahuakbar) masing masing 33 penyebutan (total 99)? Kenapa kalau berbuka puasa disunahkan makan kurma dengan bilangan ganjil? 1 dan 3 biasanya. Lalu dalam solat, mengapa subuh 2 rokaat, zuhur-ashar-isya 4 rokaat, dan magrib 3 rokaat?

Lalu yang terakhir dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Kenapa ada matematika? Kenapa 1+1 itu harus 2? kenapa bilangan biner itu cuma 1 dan 0? Walaupun orang orang yang mengerti pernah menjelaskan ke saya bahwa 1 dan 0 itu bisa menjadi 0,1,2,3,4,5 dan seterusnya.

Dalam filosofi ada istilah "kamu berpikir, maka kamu ada". Dan pada saat kuliah dulu, ada mata kuliah logika dimana hal paling sederhana dalam melatih logika berpikir adalah premis. Bertanya harus jelas premisnya. menjawab pun tidak boleh ngawur dari premis atas pertanyaan itu. Jadi kaitannya tentang angka, selama 20 tahun saya belajar, rasanya angka angka yang selama ini mengelilingi kehidupan kita sebenarnya adalah kode rahasia (source code). Seperti di film film, tentu source code tersebut harus dipecahkan. Dengan apa? dengan proses berpikir dan meriset baik secara kualitatif dan kuantitatif. Tuhan memberikan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Sebetulnya itulah senjata kita untuk membongkar source code tersebut. Saya masih terus mencari dan belajar filosofi dan misteri angka dari aspek agama yang tadi saya utarakan. Tapi terkait jumlah rakaat dalam solat, saya nyatakan sudah final. Karena menyangkut rukun islam yang pertama. itulah keyakinan saya. Namun ada hal hal yang perlu saya telaah menggunakan akal, pikiran dan perasaan. Salah satunya adalah tanggal pelaksanaan ibadah ramadhan versi NU dan pemerintah yang jatuh pada tanggal tiga, bulan februari, tahun dua ribu dua puluh dua (03-04-2022). Saya coba tambahkan semua angka tersebut. 0+3+0+4+2+0+2+2 yang hasilnya 13. Kenapa saya cuma menambahkan? karena menurut logika saya, yang paling logis dalam suatu perjalanan yang menyangkut proses adalah penambahan.

Sebelum saya lanjutkan, Saya coba memberikan contoh. Tapi kembali lagi, ini dari sudut pandang saya, logika saya, yang diolah dari akal, pikiran, dan perasaan saya. Misal: bertambahnya usia, bertambahnya rezeki, bertambahnya ilmu, atau bertambahnya waktu. terkait usia, walaupun secara angka bertambah, tapi sebetulnya umur kita berkurang. Tapi akal dan pikiran saya belum mampu menelaah sampai kesana. Kita skip saja. Kaitannya dengan penambahan tadi, memang ada aspek tertentu yang bisa dikalikan. Bahasa lainnya adalah dilipat gandakan. Bisa juga dikurangi. bisa juga dibagi. Tapi sesuatu yang dikali, dibagi, dan dikurangi tersebut sesugguhnya memiliki variable lain yang mengharuskan angka tersebut dikali, dibagi, dan dikurangi. Contoh: ibu membuat 1 kue. Lalu dibagi ke 4 orang anaknya. Contoh lain: Saya top up e-tol 100 ribu (disini harus ada dulu nominalnya), lalu saya gunakan menuju ke bekasi. Setelah saya gunakan e toll saya berkurang menjadi 50 ribu. Dan Contoh selanjutnya: Harga gorengan 10 tahun lalu 300 perak. Sekarang menjadi 3 kali lipat menjadi 900 perak. disini kan penentuan dasarnya adalah angka 300 perak baru bisa dinyatakan 3 kali lipat kenaikannya.

Dari contoh tambah, kurang, kali, bagi diatas, Saya coba mempraktikkannya ke angka 13 tadi. 1+3 = 4, 1 x 3 = 3, 1-3= -2 (saya hilangkan minusnya, saya ambil angkanya saja), dan 1:3 = 1/3. Ini sudut pandang ilmu pengetahuan. Lalu saya coba ke sudut agama. Angka tersebut kok menunjukkan simbol solat yang menjadi rukun islam umat muslim ya? 4 adalah rokaat untuk solat zuhur, ashar, dan isya. 3 adalah rokaat untuk solat magrib. 2 adalah rokaat untuk solat subuh. Dan 1/3 menunjukkan anjuran / sunah untuk solat malam di 1/3 malam. Dan kaitannya dengan tanggal kita puasa nanti di tanggal 03-04-2022, ternyata ada angka 3,4, dan 2. Lalu kemana angka 0? Saya juga masih memikirkannya, tapi jumlah 0 nya ada 3. Jadi 2,3,4. dan itulah angka angka rokaat dalam solat. Dan terakhir dari sisi budaya. Banyak yang mencibir bahwa urusan budaya itu mendekat ke syirik (menyekutukan Tuhan). Buat saya, budaya itu adalah adab dan norma. Budaya juga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang diwariskan secara turun menurun. Memang ada istilah budaya asing, budaya barat, dan lain sebagainya yang seolah olah berkonotasi buruk. Padahal budaya menyangkut kehidupan sosial dan kebiasaan. Dan budaya pun bisa mengalami pergeseran. Salah satu contohnya adalah dominasi budaya barat yang mulai beralih ke "korea korea an". menurut saya budaya tidak sejelek itu. Semuanya bisa didiskusikan lebih lanjut. Jadi kitannya dengan 03-04-2022 tadi apa? Kita sudah memikirkan dengan ilmu pengetahuan (tambah, kurang, kali, bagi). Kita coba menggunakan keyakinan tentang arah angka tersebut. jawabannya adalah solat. Lalu dari sisi budaya? Jawabannya singkat saja. Solat diawali takbir. menyatakan kita ini rendah. Istilah dalam budaya yang sering saya dengar adalah "diatas langit masih ada langit". Selanjutnya kita mengosongkan pikiran kita dan menenangkan jiwa dengan membaca alfatihah dan surat pendek/panjang. Ini kalau di budaya mirip dengan meditasi. lalu rukuk, i'tidal dan sujud. Sujud berarti kita mencium tanah. Karena tanah mengandung makna yang sangat filosofis dari sisi budaya. Dan pemaknaannya pun beragam. Dan setelah selesai solat, maka kita berdoa.

Itulah kira kira source code tentang mengapa saya ditakdirkan berpuasa pada 03-04-2022 atas keputusan menteri agama. Tapi bukan berarti tulisan saya ini menyalahi yang berpuasa 02-04-2022 yah? semua ini adalah pemaknaan saya, keyakinan saya. seperti yang tadi dijelaskan di atas, ada hal hal yang bisa didiskusikan dan diperdebatkan. Dalam kaitan waktu ramadhan tahun ini, memang ada perbedaan karena melihat sudut pandang hilal. tapi dari sisi keyakinan, tidak boleh ada 1 orang pun yang mengusiknya. Perbedaan itu wajar. yang ga wajar ya yang tidak menjalankannya padahal ada keyakinan tentang makna ramadhan tersebut. Dan makna yang saya dapat "ooo, memang kayaknya saya harus solat dengan sungguh sungguh saat ramadhan ini. mungkin karena saya "blentang blentong" solatnya makanya hidup saya kok ga stabil".

Akhir tulisan ini saya mengucapkan, Marhaban ya Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah ramadhan (kenapa ga ibadah puasa aja? karena ramadhan ga cuma puasa). Mohon maaf lahir batin kepada semua teman teman, orang tua, guru, dan rekan rekan bila selama ini ada kesalahan dan kehilafan yang saya lakukan.

#sourcecode #maafkansaya #mafkanlahirbatin #waktunyabersujud #waktunyameminta #waktunyamembumi